Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 03 Desember 2011

PERTAMA DAN BUKAN YANG TERAKHIR

sebuah lagu tercipta dan kupersembahkan untuk kelas XPM 1, SMK Negri 1 Salatiga.
aku sudah belajar banyak dari kalian, dimana aku harus menjadi seorang guru yang baik bagi kalian, walaupun mungkin masih banyak kekurangan, dan bahkan banyak kesalahan didepan kalian. aku bersyukur dapat bertemu dengan kalian semua, kalian adalah yang Pertama, namun Bukan Untuk yang Terakhir. dan kalian akan selalu terkenang dihatiku,.. aku cinta kalian...
terimakasih semua, seukses selalu ya, Tuhan memberkati......





PERTAMA DAN BUKAN YANG TERAKHIR

sebuah lagu kupersembahkan untuk kelas XPM 1, SMK Negri 1 Salatiga.
aku sudah belajar banyak dari kalian, dimana aku harus menjadi seorang guru yang baik bagi kalian, walaupun mungkin masih banyak kekurangan, dan bahkan banyak kesalahan didepan kalian. aku bersyukur dapat bertemu dengan kalian semua, kalian adalah yang Pertama, namun Bukan Untuk yang Terakhir.
terimakasih semua, seukses selalu ya, Tuhan memberkati......



Selasa, 15 November 2011

SURAT UNTUK TUHAN


Tuhan seperti nabi-nabiMu,orang-orang kudusMu
Pelayan-pelayan setiaMu, mereka taat kepadaMu
Bekerja keras dan melakukan apa yang benar dihadapanMu
Dengan kesetiaan mereka, Engkau menyediakan,
memberi  jawaban, dan menyediakan berkat-berkatMu
Pada waktunya
Tapi aku Tuhan bukan orang yang setia padaMu
aku bukan pendoa dan pelaku FirmanMu yang baik
Ku sering jatuh, dan menyakiti hatiMu Tuhan,
Dengan segala perbuatanku baik disengaja ataupun tidak
Apakah berkatMu dan pertolonganMu
Juga ada untukku Tuhan,
 untuk hambaMu yang hina dan kotor ini.

Kamis, 03 November 2011

CERITA ku


aku suka berpetualang, salah satunya adalah mendaki gunung. ketika menginjak langkah yang pertama, aku merasa senang sekali. Waktu itu yang terbayang adalah puncak gunung yang tinggi, dengan dihiasi berbagai pemandangan indah, dan yang utama adalah dapat melihat matahari terbit. Dengan penuh semangat aku berjalan bersama teman-temanku seperjuangan.

Diperjalananku banyak sekali jalanan yang sulit, terkadang harus melewati gundakan batu-batu besar, licinnya jalan karena terlalu lereng jalannya, dan berbagai jurang yang dalam yang menantikanku jika aku terjatuh.
Dititik lelahku, sejenak aku berhenti untuk beristirahat dan mengumpulkan tenanga, ketika itu yang terpikir dalam benakku adalah, (ngapain aku susah-susah naik gunung seperti ini, lebih baik aku tinggal dirumah dan tidur dengan nyenyaknya”), ada rasa itu, dan ada rasa untuk menyerah dalam hatiku, sekali-kali  kulihat puncak gunung, dan aku merasa tidak mampu mencapainya. Aku merasa letih-lesu, dan bagiku terlalu sulit dan berbahaya. aku semakin takut, angin-angin yang begitu besar seolah-olah ingin membawaku, sehingga dengan merangkak kuberjalan, semakin tinggi yang kupijak, semakin tinggi juga tingkat bahayanya.




Namun teringat pada tujuan pertama, aku ingin mencapai puncak, dan aku tidak akan turun sebelum puncak kutaklukan, itu semangat yang kubawa, dan juga teman-teman yang bersamaku, itulah kekuatanku.
Perlahan kuberjalan dengan pasti, penuh harapan, dengan sedikit tenanga yang tersisa, aku dapat mencapai puncak itu. Dengan semangat itu langkah demi langkah mendekatkanku pada titik puncak. yang membuatku tercengang adalah semakin jauh kumelangkah, semakin tinggi, dan semakin mendekati puncak itu, semakin berbahaya sekali, dan nyawa sebagai taruhannya. Jalan berbatu dengan tetesan embun subuh yang begitu licin, dan hanya muat untuk pijakan kaki dengan pososi miring menghadap lereng untuk berpegang.
Akirnya kami dapat melalui itu semua, dan sampailah kami di puncak gunung. Rasa yang luar bisa, sungguh senang sekali, kami dapat menaklukan gunung dengan berbagai kesulitannya, kami dapat melihat pemandangan, kami dapat melihat matahari terbit yang indah sekali. Tujuan kami pertama kali adalah itu, yaitu ketika sampai dipuncak, kami bisa melihat pemandangan indah diatas gunung, sekitar gunung, dan matahari terbit. Namun ternyata yang lebih indah daripada semua itu adalah ketika aku mengingat akan proses dimana perjuangan untuk menaklukan gunung. Aku teringat akan masa-masa sulitku, dimana aku berfikir untuk menyerah, merasa sudah tidak mampu menjalani perjalanan itu. Aku harus terjatuh beberapa kali, melewati jalan-jalan yang berliku, terjal, dan berbahaya. Dan Aku juga mengingat akan semangat dan harapanku yaitu tujuanku, dan juga teman-temanku seperjuangan. Dengan tenaga yang lebih, tanpa semangat dan teman-temanku yang disampingku aku tidak akan mampu. Itulah yang teridah yang aku dapatkan, aku dapat menaklukan diriku sendiri.

Pelajaran yang kudapat adalah :
  1. Bukan puncak tertinggi yang dapat aku taklukan, namun diriku sendiri yang aku taklukan
  2. Tidak ada yang instan di dunia ini, dibutuhkan suatu proses, proses yang luar biasa sulitnya yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
  3. Dan, Menemukan makna kehidupan
  4. Kalau dengan kekuatanku sendiri aku tidak mampu mengarungi segala rintangan, berkat Tuhan ku diberi kekuatan melalui orang-orang yang sayang padaku, (orang tua, teman, sahabat, dll) untuk mengapai cita.



Minggu, 30 Oktober 2011

"Aku dan Pribadi yang Mencintaiku"


aku adalah AKU, seperti inilah aku adanya
seribu orang didepan mungkin tak satupun memandangku
karna aku bukalah siapa-siapa
aku hanya manusia biasa, 
manusia yang penuh dengan kekuarangan 

hati kecilku bicara, 
aku ingin terlihat seperti permata
permata yang menampakan cahya indah
permata yang mempesona hati,
dan permata yang diinginkan banyak orang

Tapi bukan,
bukan itu yang aku dapat 
yang kudapat adalah, cacian, hinaan, cemo'ohan.
dipandang sebelah mata, itulah aku

namun ada satu Pribadi
pribadi yang membuatku kuat
pribadi yang memandangku lebih indah dari cahya permata
lebih indah dari permata yang mempesona setiap insan
lebih indah dari permata yang diinginkan banyak orang

Pribadi yang Lebih dan lebih, dan lebih dari apa yang aku inginkan
Pribadi yang mencintaiku

Tuhanku

Daud  setiawan l 29 okt l 22 : 25

"awan gelap dihatiku"


Ketika awan gelap menyelimuti angkasa,
dan awan itupun sudah tidak mampu membendungnya lagi,
maka ia akan meneteskan rintikan air hujan

Demikian pula halnya aku,

ketika awan gelap menyelimuti hatiku,
dan aku sudah tidak mampu untuk membendungnya lagi,
aku pun juga akan meneteskan ritikan air mata

tapi semua itu hanya sementara,
karena aku percaya akan ada,
Pelangi Sehabis Hujan,..

-daud setiawan l 28 Okt 2011 05:31 WIB